#KitaSATUIndonesia, Omah Wayang Desa Wisata Sidowarno Lestarikan Budaya Berkelanjutan
Sumber : koleksi pribadi
Desa Wisata Sidowarno semakin terkenal hingga ke mancanegara sebagai kampung penghasil wayang kulit. Semangat warga desa dalam berkarya untuk menjaga keberlanjutan wayang kulit bersama Kampung Berseri Astra perlu mendapatkan apresiasi. Berbagai prestasi telah diraih, salah satunya sebagai salah satu pemenang Kampung Berseri Astra dalam anugerah SATU Indonesia Awards 2023.
Dalam rangka Roadshow Lomba Foto dan Anugerah Pewarta Astra 2024, Astra mengundang blogger, wartawan dari berbagai media serta fotografer professional untuk turut serta mempublikasikan Desa Wisata yang terletak di Kampung Butuh, Desa Sidowarno, Kecamatan Wonosari, Klaten.
Beruntung sekali saya mendapatkan kesempatan untuk berpartisipasi dalam acara tersebut. Sehingga bisa lebih mengenal Desa Wisata Sidowarno lebih dekat lagi dengan berinteraksi dengan para warga.
Sejarah Berdirinya Desa Wisata Sidowarno
Nama Desa Sidowarno berawal dari gabungan dua desa yang menjadi satu, yaitu Desa Sidomulyo bagian selatan serta Desa Warnorejo bagian utara. Kemudian bagian depan nama kedua desa tersebut digabung menjadi satu, yaitu Sido dan Warno hingga menjadi sebuah nama Sidowarno.
Sido sendiri memiliki arti Menjadi, sedangkan Warno artinya Berwarna. Jika digabung Desa Sidowarno mengandung makna berbagai kekayaan sosial dan budaya yang mampu memberikan warna untuk desa, sehingga menjadi desa yang maju dengan keanekaragaman warna sosial dan budaya.
Kampung Butuh, Desa Sidowarno terletak di pinggir Sungai Bengawan Solo yang dihubungkan dengan sebuah jembatan dengan desa lainnya. Terdiri dari 6 RT dan 3 RW, Kampung Butuh lebih tepatnya terletak di perbatasan Kabupaten Sukoharjo dan Kota Surakarta. Sehingga jarkanya sangat jauh jika hendak menuju Kantor Bupati Klaten, yaitu sejauh 45 km dan lebih dekat menuju Kabupaten Sukoharjo yang hanya berjarak 4 km.
Hampir semua warga turut andil dalam menjaga kelestarian budaya Desa Wisata Sidowarno. Tak terkecuali para pemuda yang ambil bagian dari segi teknologi serta digitalisasi. Terdapat empat pemuda yang tercatat aktif membantu warga dalam mengembangkan budaya, baik dalam segi manajemen pengelolaan maupun publikasi di berbagai media sosial.
Pak Suraji menjelaskan jika terdapat bimbingan dari Astra yang dilakukan setiap lima tahun sekali. Selain itu, disediakan pula dana yang diberikan Astra untuk tujuan pengembangan Desa Wisata Wayang. Para pemuda tersebutlah yang ditugaskan untuk membuat LPJ setiap bulannya atau menyediakan peralatan jika pengurus diharuskan mengikuti rapat jarak jauh.
Kerajinan wayang kulit di Desa Sidowarno telah dikembangkan secara turun temurun sejak tahun 1960-an atau sekitar 60 tahun silam. Kerajinan wayang kulit pertama kali diwariskan oleh Mbah Hadi Kasimo pada tahun 1960. Hingga saat ini sudah terdapat 80 pengrajin wayang kulit yang terdapat di Desa Sidowarno, namun hanya 50 orang yang masuk dalam Kelompok Sadar Wisata (Darwis).
Sehingga pada tahun 2020, Desa Sidowarno ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Klaten sebagai Desa Wisata Wayang. Kemudian Kampung Berseri Astra (KBA) Solo meresmikan Omah Wayang pada 19 Februari 2022.
Sumber : koleksi pribadi
Apresiasi Mulai Berdatangan, Desa Wisata Sidowarno Mendapatkan Banyak Penghargaan
Perjalanan Kampung Butuh hingga menjadi Kampung Wayang Kulit sangat tidak mudah. Berbagai hambatan mampu diselesaikan hingga membuat kampung tersebut tetap eksis pada fase yang sekarang. Seperti yang dikisahkan Nardi, atau yang lebih dikenal dengan nama Baron Wayang. Pria berusia 50 tahun ini, merupakan generasi keempat dari leluhurnya yang melestarikan kebudayaan wayang ditengah gempuran digitalisasi.
Saat memberikan sambutan dalam rangka menyambut peserta Roadshow Lomba Foto dan Anugerah Pewarta Astra 2024, Baron menjelaskan jika upaya yang dilakukannya dimulai oleh 11 orang sejak tahun 2009.
Pada 11 Agustus 2018, Desa Wisata Sidowarno mulai mengikuti ajang bergengsi yang diselenggarakan Astra. Sehingga anggota yang tadinya berjumlah 11 orang semakin bertambah menjadi 30 orang. Pada tahun tersebut, Astra melakukan seleksi Gamelan dan Wayang Kulit. Tetapi dari hasil seleksi hanya Wayang Kulit saja yang bisa lolos seleksi hanya Wayang Kulit saja. Kemudian di tahun 2021, Kampung Butuh kembali mengikuti kompetisi KBA Superior.
Desa Wisata Sidowarno kembali mencatatkan diri sebagai salah satu dari 75 desa terbaik pada Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2023. Apresiasi yang diberikan dalam bentuk uang sebesar Rp. 300 juta tersebut, kemudian digunakan untuk membeli rumah Joglo yang sekarang ini difungsikan sebagai ruang pertemuan, saling bertukar informasi serta pameran.
Sumber : koleksi pribadi
Apresiasi juga diberikan oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI Sandiaga Salahuddin Uno dengan mengunjungi Desa Wisata Sidowarno pada Minggu 4 Juni 2023. Pada kesempatan tersebut, Menteri Sandiaga Uno juga menandatangani prasasti Desa Sidowarno.
Tahun 2024, Desa Wisata Sidowarno kembali menorehkan prestasi dengan masuk menjadi finalis 5 besar Kampung Berseri Astra untuk kategori inovasi. Harapannya dengan menjadikannya Kampung Butuh menjadi Desa Wisata mampu mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat.
Ragam Budaya, Memperkaya Desa Wisata Sidowarno
Selama acara Roadshow Lomba Foto dan Anugerah Pewarta Astra 2024 berlangsung, saya masuk dalam kelompok 2 yang dipandu oleh Pak Suraji selama kunjungan ke rumah-rumah pengrajin berlangsung. Sebagai Pengelola Desa Wisata, Ketua Kelompok Sadar Wisata, dan Pengurus Omah Joglo, pria yang sekaligus sebagai Ketua RT tersebut menjelaskan secara detil mengenai potensi desanya.
Sayang sekali, kedatangan kami bertepatan dengan adanya berita duka dari salah satu warga setempat. Sehingga rangkaian acara harus dipangkas, dan ada beberapa kegiatan yang harus dibatalkan seperti tarian sambutan dan kunjungan ke kolam pemancingan ikan. Adapun berbagai potensi budaya yang terdapat di Desa Sidowarno, antara lain :
- Proses Pembuatan Bahan Baku Wayang Kulit
Rumah pertama yang dikunjungi adalah rumah Bapak Hasan yang merupakan pengrajin bahan baku wayang kulit. Bapak Hasan memilih kulit kerbau sebagai bahan utama pembuatan wayang kulit.
Sebagai langkah awal, Bapak Hasan yang dibantu Mas Jay melakukan perendaman kulit kerbau selama satu hari satu malam agar kulit menjadi lebih lentur. Setelah proses perendaman, kulit di penthang lebih dulu sebelum dijemur. Pak Hasan membutuhkan waktu satu setengah hari untuk menjemur kulit hingga kering.
Kemudian dilakukan pengerokan kulit sebanyak dua kali oleh Mas Jay, hingga siap dibentuk dan diukir. Proses pengerukan kulit kerbau membutuhkan waktu satu setengah jam. Pak Hasan menjelaskan jika Kulit kerbau tersebut berasal dari NTB yang dibeli Pak Hasan dari wilayah Banyudono dengan harga Rp 80 ribu per kg. Proses terakhir, kulit dibentuk dan diukur sesuai kebutuhan setelah kering.
- Jemparingan Dewis Wayang Butuh
Tempat ini merupakan area panahan yang terletak tidak jauh dari gerbang satu Kampung Butuh. Area yang cukup luas dengan menyediakan sekitar delapan papan panahan. Tidak hanya menyaksikan saja, pengunjung juga diberikan kesempatan untuk mencoba melakukan panahan. Sayang sekali, saat mencobanya saya belum bisa tepat sasaran.
Sumber : koleksi pribadi
- Rumah Pembuatan Kaligrafi
Lokasi berikutnya kami mengunjungi rumah pembuatan kaligrafi milik Pak Rosyid. Dengan dibantu kedua karyawannya, Pak Rosyid membuat kaligrafi yang terbuat dari bahan kulit kambing Jawa.
Tidak mudah untuk mendapatkan kulit kambing tersebut, karena harus membeli khusus dari Semarang. Harga belinya pun relatif, tergantung besar kecilnya kulit kambing per lembar. Pak Rosyid tidak membeli kulit kambing setempat karena harganya sudah mahal.
Hasil produksinya pun masih bergantung cuaca. Jika cuaca sedang panas, Pak Rosyid bisa memproduksi 50-70 kulit kambing. Jika sudah selesai produksi, Pak Rosyid bisa menjual kaligrafi dengan harga Rp 50-70 ribu per lembar. Untuk tulisan kaligrafi pun cukup beragam, berdasarkan permintaan konsumen. Ada tulisan yang dibuat secara manual, namun ada pula yang menggunakan cap agar lebih praktis.
- Produksi Jamu Tradisional
Tidak hanya memproduksi barang seni saja, Desa Sidowarno juga memproduksi minuman sehat berupa jamu tradisional. Ketika di sana saya coba minum jamu pahitan, kunir asem dan beras kencur. Rasa jamu yang terbuat dari bahan alami, membuat tubuh menjadi terasa bugar.
- Mardi Fayet
Pak Sumardi, pemilik Mardi Fayet, memulai usaha sejak lulus sekolah pada tahun 1991. Saat ini usaha pria yang berusia 50 tahun ini sudah sangat berkembang hingga mengerjakan pesanan para pejabat, salah satunya milik Kahiyang Ayu (Putri Presiden Jokowi). Motif payet pesanan pertama tidak disukai Kahiyang Ayu, sehingga mengembalikannya dan meminta kembali untuk membuat dengan motif baru.
Sumber : koleksi pribadi
- Workshop Tatah Sungging Kube Bima
Workshop milik Pak Baron ini memproduksi wayang kulit dengan berbagai karakter dan warna. Tidak hanya melayani para dalang untuk dipentaskan, Pak Baron juga menerima pesanan untuk koleksi pribadi. Umumnya jumlah wayang untuk koleksi pribadi sebanyak 175-200 buah wayang.
Tidak hanya dijual di Indonesia saja, Wayang Kulit buatan Pak Baron juga dipasarkan hingga keluar negeri. Terdapat dua tahap dalam memberikan warna pada wayang kulit setelah dipotong dan dibentuk, yaitu :
- Nyungging, merupakan kegiatan memahat kulit kerbau hingga membentuk wayang dengan pola seperti yang diinginkan. Terdapat aturan-aturan tersendiri dalam memahat wayang kulit agar sesuai dengan karakter yang akan dimainkan.
- Mbrenjengi, yaitu proses memberikan warna pada wayang kulit. Warna merah pada wayang umumnya menggunakan pigmen atau pewarna pakaian. Sedangkan warna emas atau kuning menggunakan lembaran seperti kertas dengan warna keemasan.
Perjalanan mengelilingi rumah-rumah pengrajin terasa sangat menyenangkan sekali, meski dengan jarak yang cukup jauh. Pengunjung yang tidak terbiasa melakukan kegiatan fisik akan kesulitan dan mudah lelah. Untuk memenuhi kebutuhan pengunjung tersebut, pengelola juga menyediakan OTrans atau Ojek Transportasi. Sayangnya, saat saya berada di sana OTrans tidak sedang beroperasi karena adanya berita duka.
Selain Dalang, seorang Asisten Dalang juga harus mengetahui jalannya cerita pada wayang yang akan digelar. Asisten Dalang tidak hanya membantu jalannya cerita saja, tapi juga bertugas mengambilkan wayang dari kotak.
Untuk mempertahankan juara bertahan sebagai Desa Wisata Sidowarno dalam ajang Kampung Berseri Astra tidaklah mudah. Namun, Pak Baron dan Pak Suraji yang dibantu warga lain mampu mengatasi semua masalah dengan baik. Sehingga kesadaran warga akan pentingnya kebersamaan untuk mencapai prestasi akan tumbuh dengan sendirinya.
#BersamaBerkaryaBerkelanjutan #KitaSATUIndonesia
Tidak hanya pembuatan wayang saja ya, tapi juga pembuatan kaligrafi dari kulit sapi yang bernilai tinggi sehingga semakin menarik pengunjung untuk datang ke desa wisata satu ini.
Keren, pantas menjadi desa wisata astra
mendengar wayang kulit, sudah lama sekali nggak lihat langsung pertunjukan wayan kulit, terakhir sepertinyapas SMA, 30 tahun yang lalu. btw, saya baru tahu ada kampung omah wayang ini.