14 mins read

#BersamaBerkaryaBerkelanjutan, Alan Efendhi Kembangkan Aloevera Menjadi Ikon Gunungkidul

Sumber : koleksi pribadi

Sukses bisa menjadi milik siapa saja bagi yang mau berusaha. Ungkapan yang tepat ditujukan pada Alan Efendhi, pemuda asal Dukuh Jeruklegi, Katongan, Nglipar, Gunungkidul yang menjadi penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023 Bidang Kewirausahaan. Seperti yang diceritakannya dalam Workshop Fotografi dan Bincang Inspiratif pada tanggal 14 Agustus 2024 di Studio Lokananta, Solo. Tidak sekedar ingin mengembangkan bisnis, Alan juga bercita-cita mampu memberdayakan masyarakat secara luas.

Roadshow Lomba Foto dan Anugerah Pewarta Astra 2024 di Solo tersebut merupakan kerjasama antara Astra dengan Solopos Media Group, serta Komunitas Digital Content Creators (DCC) Indonesia. Ada tiga narasumber yang diundang dalam acara tersebut, yakni : Windy Ariestanty (Penulis/ Founder Patjarmerah), Boy T. Harjanto (Fotografer Jurnalistik Profesional) dan Alan Efendhi (Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards 2023 Bidang Kewirausahaan). Ketiga narasumber mengupas lebih dalam tentang keikutsertaan ajang bergengsi SATU Indonesia Awards 2024, terutama Alan Efendhi yang membagikan tipsnya hingga berhasil meraih penghargaan.

Perjalanan Alan Efendhi untuk menjuarai ajang bergengsi Astra tersebut tidaklah mudah, karena sebelumnya sempat gagal pada tahun 2021. Tahun berikutnya, Alan sempat menyerah dan baru mencobanya lagi dua tahun kemudian setelah melakukan berbagai evaluasi serta perbaikan pada narasi dengan belajar dari kegagalan sebelumnya.

Sejarah dan Alasan Alan Efendhi Memilih Alovera Menjadi Komoditas Unggulan Gunungkidul

Dalam workshop yang bertema Bersama, Berkarya, Berkelanjutan tersebut, saya mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan secara langsung mengenai asal mula berdirinya pabrik olahan Aloevera serta Kampung Wisata Edukasi Aloe Land.

Usaha yang dirintis Alan Effendi ini berawal dari keprihatinannya yang hanya bisa bertemu dengan orangtuanya setiap satu tahun sekali. Jenuh menjadi perantau yang dijalani sejak masih kuliah dan merasakan tekanan yang tinggi saat menjadi karyawan karena harus memenuhi target perusahaan setiap bulan, membuat Alan memutuskan untuk meninggalkan ibukota Jakarta pada tahun 2012.

Sumber : koleksi pribadi

Namun, tujuannya untuk membersamai orangtua di masa tua kembali menemui hambatan karena harus memikirkan cara untuk bertahan hidup sementara belum menemukan komoditas yang tepat sebagai usaha. Alan mulai menggali potensi tanaman yang cocok ditanam sepanjang tahun di Gunungkidul yang lebih dikenal dengan keindahan pantainya. Kontur permukaan tanah yang cenderung tidak rata dan tandus pada musim kemarau, sangat tidak memungkinkan jika ingin bertani hanya mengandalkan tadah hujan.

Singkat cerita, Alan mendapatkan inspirasi dari Pontianak dengan menemukan komoditas yang cocok ditanam untuk lahannya. Persamaan kondisi tanah dan suhu yang tinggi, membuat Alan tergerak untuk menggali informasi melalui buku maupun internet. Sehingga Alan menemukan tiga pilihan komoditas sebelumnya, yaitu buah naga, anggur dan pepaya California.

Namun setelah melakukan berbagai pertimbangan, ketiganya runtuh karena membutuhkan biaya yang besar dalam melakukan perawatan. Sehingga pada tahun 2014, Alan memutuskan untuk memilih Aloevera sebagai komoditas yang akan ditanamnya dengan alasan sebagai berikut :

  1. Aloevera merupakan tanaman gurun seperti kaktus yang mudah secara perawatan, sehingga akan tetap hidup meski tidak disiram selama satu tahun.
  2. Tidak ribet, karena tidak membutuhkan banyak pupuk maupun pestisida.
  3. Memiliki prospek yang sangat bagus, karena Aloevera masuk ke dalam empat industri besar, antara lain : bahan kosmetik dalam industri kecantikan, bahan pembuatan obat pencahar, antiseptik dan lainnya dalam industri farmasi, bahan Pupuk Organik Cair (POC) dalam industri pertanian serta bisa diolah sebagai bahan makanan dan minuman dalam industri Food and Beverage.

Hasil riset tersebut, membuat pilihan Alan menjadi mengerucut pada Aloevera sebagai komoditas yang akan ditanam dan dikembangkan di Gunungkidul yang terkenal dengan kondisi tanah yang ekstrim.

Sumber : koleksi pribadi

Menjadikan Aloevera Sebagai Ikon Gunungkidul

 Sebagai tanaman gurun, Aloevera memiliki masa tanam kurang lebih satu tahun. Waktu yang cukup panjang ini digunakan Alan untuk membuat berbagai jenis makanan olahan dari bahan Aloevera yang awalnya hanya berupa minuman saja. Produk yang kemudian lebih dikenal dengan RASANE VERA tersebut dikemas dalam ukuran ekonomis kemudian dijual di sekolah-sekolah dan Puskesmas terdekat.

Usaha yang dijalankan Alan kembali mendapatkan hambatan. Alan mendapatkan kesulitan untuk memasarkan jenis makanan yang terbuat dari bahan yang masih asing bagi warga Gunungkidul, Jogja dan sekitarnya tersebut. Alan tidak menyerah, produknya diperkenalkan sebagai makanan yang menyegarkan dan memiliki banyak manfaat. Edukasi inilah yang membuat makanan olahan RASANE VERA menjadi lebih mudah diterima masyarakat.

Seiring dengan meningkatnya jumlah produksi, Alan menghadapi masalah berikutnya yang berupa keterbatasan bahan baku. Sehingga pria lulusan STM ini berinisiatif untuk mengajak warga sekitarnya ikut menanam Aloevera di lahan masing-masing. Tetapi ajakan tersebut kembali ditolak warga yang tidak percaya jika usaha yang sedang dirintis Alan mampu bertahan lama serta bisa menyerap Aloevera hasil tanaman warga.

Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Alan melakukan teknik dengan memberikan bibit gratis pada saudara-saudara yang tinggal di sekitarnya. Kemudian Alan mengajari cara menanam, merawat hingga pasca panen. Pada tahun pertama, Alan benar-benar menyerap hasil panen tersebut sehingga warga percaya dan turut menanam Aloevera.

Sejak saat itu, seluruh warga mulai dari tingkat dukuh hingga kabupaten mulai melihat bahwa Aloevera memiliki prospek yang bagus di masa yang akan datang. Sehingga pada tahun 2018, Alan mendatangkan Wakil Bupati untuk memberikan semangat pada warga bahwa hasil menanam Aloevera memiliki hasil yang lebih menjanjikan jika dibandingkan dengan jagung atau kacang.

Selain itu, Alan juga ingin memberikan edukasi pada warga bahwa Aloevera juga bisa menjadi makanan ikon Gunungkidul selain belalang. Seperti yang kita tahu, tidak semua orang bisa makan belalang karena memiliki protein tinggi. Inistiatif Alan tersebut mendapatkan apresiasi dari Pemerintah Kabupaten dengan memberikan pengarahan pada kelompok tani yang beranggotakan 25 orang dan plasma yang terdiri dari 100 orang.

Upaya Alan tersebut membuahkan hasil hingga menjangkau pertanian yang lebih luas lagi ke daerah-daerah lain di sekitarnya. Sehingga Alan kembali mendaftarkan diri pada ajang Astra SATU Indonesia Awards 2023 dan berhasil mendapatkan penghargaan.

Sumber : koleksi pribadi

Berawal dari Modal Usaha Minus, Alan Optimis dengan Produknya

Berbeda dengan usaha lain yang dimulai dengan modal besar, Alan justru memulai usaha dengan berbagai keterbatasan. Tidak hanya berupa materi, tapi juga skill serta dukungan dari warga sekitarnya.

“Waktu itu saya tidak memikirkan profit, yang penting balik modal saja dulu dan bisa produksi terus,” ungkap Alan dalam workshop yang dihadiri blogger, wartawan dan fotografer dari Solo dan sekitarnya.

Alan terus bergerak, sehingga sejak tahun 2018 mulai memikirkan cara menghitung HPP (Harga Pokok Penjualan) serta biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk produksi dan cara memperbaiki kemasan produknya agar lebih menarik konsumen. Alan menyadari jika membutuhkan mentor untuk mengembangkan usahanya. Sehingga mulai mencari circle yang tepat agar lebih mudah menemukan orang yang bisa diajak sharing atau berbagi saat sedang mengalami masalah.

Alan mulai mendekati orang-orang yang lebih dulu berkecimpung dalam usaha, terutama makanan dan minuman, untuk belajar banyak hal tentang usaha tersebut. Alan juga menceritakan jika pada awal usaha, produknya hanya mampu bertahan selama tiga hari. Sehingga banyak sekali retur, karena menggunakan sistem konsinyasi ke toko-toko dan warung.

Meski demikian, Alan tetap optimis dengan produknya. Alan kembali belajar dan membuat nilai inovasi semakin bertambah dengan menggunakan daun stevia  sebagai bahan pemanis alami. Daun yang dikenal dengan rendah kalori tersebut sangat efektif dalam menurunkan indeks glikemik (GI) makanan.

Artinya, daun stevia mampu memberikan dampak penurunan kadar gula darah dalam tubuh, meski hanya dalam tingkatan yang rendah. Sederhanya, konsumsi daun stevia tersebut lebih menyehatkan jika dibandingkan dengan gula biasa. Kelebihan lainnya, gula dari tanaman stevia juga tidak mengandung karbohidrat yang dinilai baik dikonsumsi oleh pengidap diabetes.

Hal inilah yang dinilai Menteri Kesehatan pada Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo, Nila Moeloek, jika produknya tidak hanya memiliki nilai pemberdayaan, menarik, serta menyehatkan dengan menggunakan pemanis alami berupa daun stevia.

Sumber : koleksi pribadi

Inovasi yang dilakukan Alan menjadikan produknya bisa bertahan selama enam bulan dalam masa penyimpanan dengan melakukan beberapa hal, sebagai berikut :

  1. Sistem pasteurisasi, pemanasan dan pendinginan secara cepat. Proses tersebut dilakukan untuk membuat makanan dan minuman agar terhindar dari kuman dan bakteri, sehingga memiliki daya tahan yang lebih lama.
  2. Membuat kemasan dalam bentuk kaca. Kalaupun harus menggunakan cup, harus menggunakan bahan plastic PP (Poly Propylene) yang memiliki daya tahan baik terhadap panas. Pasalnya dalam prosesnya, produk harus dipanaskan dalam suhu 700 C dalam waktu 20 – 30 menit.
  3. Menjaga higienitas produk bila dikerjakan dengan SOP yang tepat. Mulai dari menjaga kebersihan tempat produksi, alat yang digunakan, alur produksi serta SDM yang mengolahnya. Contohnya, seperti tempat produksi yang digunakan untuk lalu lalang anak-anak atau orang lain, sehingga banyak sekali patogen yang dapat merusak produk.

Untuk meningkatkan kualitas produknya tersebut, Alan mendapatkan pendampingan dari BRIN selama satu tahun. Sehingga produknya bisa bertahan selama enam bulan masa simpan tanpa menggunakan bahan pengawet. Alan berharap produknya bisa diterima di masyarakat yang lebih luas lagi karena kualitasnya sehingga membuatnya kembali berjuang untuk mendapatkan sertifikat Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP). Bahkan saat ini Alan sedang mengusahakan keenam karyawannya di bidang produksi untuk mendapatkan sertifikat yang sama.

Narasi yang dibangun Alan berupa produknya merupakan makanan dan minuman yang menyehatkan, membuat bisnisnya mampu tetap bertahan pada saat pandemi Covid-19. Pesanan yang datang dari berbagai daerah, mengingat pada saat itu makanan dan minuman sehat menjadi pilihan utama sebagai penangkal Corona Virus.

“Saya ingat sekali waktu itu, bisnis benar-benar tidak bisa berjalan hanya pada satu sampai lima bulan awal pandemi saja, karena pemerintah memberlakukan pembatasan mobilitas secara berlapis,” tutur Alan.

Sebagai pelaku UMKM, Alan merasa lebih sedih karena pada saat itu banyak pesanan yang datang tapi tidak bisa memenuhinya. Setelah lima bulan, usaha Alan kembali berjalan. Bahkan tidak seperti usaha lain yang menghentikan karyawan, tapi malah menambah karyawan.

Sumber : koleksi pribadi

Aloe Land, Sebagai Resonansi Bagi Kaum Muda

Tidak hanya semata-mata untuk menjalankan bisnis saja, Alan berharap usahanya bisa memberikan dampak yang lebih luas lagi. Hal ini ditunjukannya dengan merintis Aloe Land pada tahun 2018. Harapannya, akan ada lebih banyak lagi kaum muda yang ikut terjun yang utamanya dalam komoditas Aloevera.

Terdapat dua pilihan yang ditawarkan Aloe Land, yaitu di bidang pertanian untuk menyediakan bahan baku atau menjalankan bisnisnya lebih dulu. Alan ingin menunjukkan pada kaum muda jika sesuatu yang dijalankan dengan serius tidak hanya bisa menghasilkan, tapi juga memberikan dampak yang baik. Sehingga dalam jangka panjang, Alan berharap kaum muda bisa mempraktikkan ilmunya pada komoditas-komoditas yang lain.

Saat ini Aloe Land sudah dikunjungi berbagai taruna tani, sekolah-sekolah, serta kelompok masyarakat seperti ibu-ibu PKK dan Dasma Wisma. Disana peserta akan belajar mulai dari hulu sampai hilir dengan mempelajari proses pengolahan hingga mengelola menajemen usaha.

“Saya akan lebih senang jika ada alumni yang mengabari jika mampu menerapkan cara-cara yang dipelajari di Aloe Land pada komoditas yang lain,” ungkap Alan.

Tidak dapat dipungkiri, jika Alan selalu menghadapi berbagai masalah dalam mengembangkan usahanya. Oleh sebab itu, Alan selalu berupaya untuk memperbanyak circle usaha. Baik pengusaha yang sudah memiliki perusahaan besar maupun kecil, atau pengusaha yang sudah memiliki usaha serupa. Tujuannya untuk selalu mendapatkan support, motivasi serta  sekaligus clue ketika sedang menghadapi sebuah masalah.

Sumber : koleksi pribadi

Deskripsi Produk-produk Rasane Vera

Permintaan pasar yang semakin berkembang membuat Alan terpacu untuk melakukan inovasi. Produk minuman yang awalnya dibuat dengan menggunakan pemanis gula batu, umumnya dikonsumsi untuk masyarakat umum yang tidak memiliki keluhan kesehatan.

Sedangkan untuk konsumen yang memiliki keluhan diabetes, Alan menyediakan minuman dengan menggunakan pemanis daun stevia. Sehingga konsumen tetap mendapatkan rasa manis tanpa mengonsumsi bahan makanan yang dapat menambah asupan kalori maupun meningkatkan gula darah.

Alternatif berikutnya, Alan menyediakan produk minuman dengan pemanis yang menggunakan madu klanceng. Jenis madu yang tidak memiliki kadaluarsa ini tidak hanya cocok dikonsumsi masyarakat yang pengidap diabetes, tapi juga mampu menyembuhkan beberapa jenis penyakit seperti jantung dan stroke.

Saat ini, beberapa produk yang dihasilkan oleh PT. MOUNT VERA SEJATI (RASANE VERA) berupa Keripik Aloevera, Nata de Aloevera, Aloevera Cube Drink, dan Aloe Liquid. Berbagai jenis produk tersebut dapat dikonsumsi dari berbagai kalangan usia. Produk tersebut juga memiliki peluang besar untuk diminati serta diterima masyarakat secara luas, baik lokal maupun asing.

Adapun legalitas usaha yang sudah dimiliki RASANE VERA, antara lain IUMK, NIB, PIRT, dan HALAL. Berbagai kelebihan dari produk Aloevera tersebut, antara lain :

  1. Aloevera dapat ditanam di berbagai jenis lahan, terutama lahan kering.
  2. Hasil panen Aloevera rata-rata memiliki berat 1 kg per pelepah (daun).
  3. Bahan baku yang terjamin kualitasnya karena dibudidayakan sendiri.
  4. Menggunakan bahan pemanis alami, seperti gula batu, daun stevia dan madu klanceng sehingga lebih aman dan nikmat untuk dikonsumsi.

Program Edukasi Aloe Land dan Goals Terbesar Alan Efendhi

Alan merancang program edukasi yang diterapkan di Aloe Land berdasarkan kebermanfaatan dan keberlanjutan yang diikuti peserta secara rombongan atau kelompok. Ada dua program edukasi yang diterapkan, yaitu :

  1. Kelas Umum

Program ini akan mempelajari budidaya Aloevera serta persiapan pasca panen. Peserta akan dikenalkan pada jenis dan karkateristik Aloevera. Selain itu, juga akan dilakukan praktek ke lahan pelatihan edukasi yang meliputi pembibitan, penanaman, perawatan, panen serta tindak lanjut pengolahan daun Aloevera menjadi siap produksi. Peserta secara kelompok, minimal diikuti 25 orang dengan HTM Rp. 65.000 per orang.

  1. Kelas Privat

Pelatihan privat dilakukan secara intensive dan detil selama satu hari penuh dengan mendapatkan edukasi 4 jenis olahan produk Aloevera. Peserta kelas privat akan dikenakan biaya Rp. 2,5 Jt dengan maksimal diikuti 5 orang peserta.

Berhasil menciptakan produk dengan kualitas bagus yang mampu memberdayakan masyarakat tak lantas membuat Alan Efendhi puas dalam berkarya. Ada tujuan besar yang saat ini sedang diperjuangkan Alan ketika saya konfirmasi melalui whatsapp, antara lain :

  1. Mampu memberdayakan lebih banyak orang lagi baik sebagai karyawan maupun mitra petani binaan yang akan dibimbing cara budidaya hingga panen. Hasilnya pun akan diserap atau dibeli sebagai bahan pembuatan produk RASANE VERA.
  2. Memiliki pabrik dan sarana produksi yang lebih besar dan modern.
  3. Mampu menjangkau pasar yang lebih luas lagi hingga eksport ke luar negeri.

Berbagai terobosan dan inovasi dilakukan Alan Efendhi untuk mengembangkan bisnisnya dengan tetap menjaga kualitas produk. Sehingga produknya tidak hanya bisa diterima masyarakat tapi juga mampu memberikan manfaat pada masyarakat secara luas.

 

#BersamaBerkaryaBerkelanjutan #KitaSATUIndonesia

 

 

 

11 thoughts on “#BersamaBerkaryaBerkelanjutan, Alan Efendhi Kembangkan Aloevera Menjadi Ikon Gunungkidul

  1. Hebat banget punya pikiran untuk mengembangkan aloevera, apalagi menanam aloevera juga terbilang mudah ya gak perlu repot macam-macam.
    Alhamdulillah setelah berbagai hambatan tapi membuahkan hasul ya apa yang dilakukan oleh Alan

  2. Keren banget pemikiran dan action dari mas Alan Efendhi yang bisa mengembangkan Aloevera menjadi produk berkelas, bermanfaat serta berdampak positif bagi orang-orang sekitar.

    Kerja keras, cerdas dan punya keteguhan hati dalam menggapai serta mewujudkan impian. Salut banget, patut dicontoh kiprahnya.

  3. Keren ini pemanfaatan aloe Vera di sana.
    Jadinya masyarakat sekitar pun bisa memanfaatkannya dan berdaya juga.
    Semoga bisa terus berkelanjutan dan ada yang mengikuti jejaknya juga

  4. Nama produknya unik ya RASANE VERA…Salut pada Alan Efhendi dengan berbagai terobosan dan inovasinya untuk mengembangkan bisnis dengan tetap menjaga kualitas produk. Juga keberhasilannya menciptakan produk dengan kualitas bagus dan mampu memberdayakan masyarakat. Keren ini!!

  5. Mas Alan sangat berdedikasi yaa..
    Saat merintisnya, pasti penuh airmata dan doa. Namun karena niatnya baik, ingin mendampingi kedua orangtua, mashaAllaa~
    Kini Gunungkidul memiliki ikon yang bisa dibanggakan, yakni ALOEVERA beserta inovasinya yang mendunia.

  6. Keren banget nih Alan Efendhi, bisa mengembangkan bisnis Aloevera. Jadi terinspirasi untuk membangun bisnis sendiri dan bisa membuka lowongan pekerjaan. Saya percaya usaha Alan ini membantu masyarakat setempat untuk meningkatkan perekonomian di sana.

  7. Teladan yang bagus bagi anak2 muda yang lain. Kembali ke desa dan membangun perekonomian masyarakat setempat kayak Mas Alan ini. Usaha aloe veranya bisa sukses berkat kegigihan Mas Alan dalam mencari terobosan dan juga bisa meyakinkan warga sekitar agar bersedia ikut terjun sebagai petani aloe vera.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *