Creamy Coffee
Aku tak pernah bosan menatapmu. Seperti aku tak pernah bosan menyedukan kopi creamy kala hujan datang. Hujan yang menyuguhkan setiap detik kenangan. Hujan yang membawamu datang dan kembali pulang. Menatap hujan dan kopi di tangan itu bak menatapmu dengan penuh rindu, tak pernah membuatku jemu. Meskipun aku tak pandai bagaimana cara melukiskanmu. Kau selalu ada dalam setiap titik-titik kopi dalam cangkirku. Tampak jelas lukisan wajahmu. Aku rindu, akankah kau melihatku dari birunya langitmu?
Kau ada di hatiku layaknya pelangi saat hujan datang. Meneduhkan saat badai kehidupan menghadang. Hangatnya kopi menembus ari, sehangat buliran air membasahi pipi. Kopi creamy seakan membuatmu kembali lagi, walau hanya dari atas memandangi. Lilitan syal di leherku tak mampu menghangatkan lipatan kulitku.
Kenangan dan rindu ini menghujam hatiku. Seperti tajamnya air hujan menusuk bumi. Terlalu banyak liku hidup kita lalui. Sampai tak kuasa kini ku sendiri, semua tak kan pernah sama saat kau pergi. Kenapa tak aku saja? Entah berapa tenggak untukku bisa merasakan kehangatanmu. Kopi creamy yang selalu kunanti. Ajaklah aku kembali.
Solo, 05.03.2017
geger.siska83@gmail.com